Kepribadian Diri

 Kepribadian Diri



PENGERTIAN

Kepribadian adalah keseluruhan tingkah laku dari seseorang dengan suatu sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. (oleh Yinger).
 

LATAR BELAKANG

 Karena masih banyak orang yang belum mengetahui kepribadian diri dan pentingnya memiliki kepribadian diri yang baik.

MAKSUD DAN TUJUAN

Supaya mengetahui tentang kepribadian diri dan dapat mengetahui kepribadian seperti apa yang kita miliki.

BATASAN DAN RUANG LINGKUP

 Kepribadian

HASIL YANG DIHARAPKAN

 Mengerti Kepribadian

ALAT DAN BAHAN

  • Laptop
  • Internet

JANGKA WAKTU

8 Jam

TAHAPAN PELAKSANAAN

  • Briefing
  • Membaca
  • Pembahasan


 Didalam psikologi, terdapat pengelompokkan kepribadian manusia berdasarkan bagaimana manusia berdasarkan bagaimana manusia memperoleh gairahnya yaitu Ekstraversi dan Introversi. Pengelompokkan ini pertama kali dicetuskan oleh Carl Jung (1920), dalam bukunya berjudul Psychologische Type. Secara umum, pribadi yang ekstrover mendapatkan gairah (atau energi) dari interaksi sosial. Ekstrover biasanya memiliki kepribadian yang terbuka dan senang bergaul, serta memiliki kepedulian yang tinggi terhadap apa yang terjadi disekitar mereka. Sementara introver, di sisi lain dianggap mendapatkan gairah lewat menyindiri. Introver biasanya cenderung pendiam, suka merenung, dan lebih perduli tentang pemikiran mereka dalam dunia mereka sendiri. Meskipun terdapat perbedaan yang kontras antara introver dan ekstrover, Carl Jung menggangap bahwa jarang terdapat manusia yang sepenuhnya ekstrover atau introver.

Struktur Kepribadian
Eysenk berpendapat bahwa kebanyakan ahli ahli teori kepribadian terlalu banyak mengemukakan variabel variabel kompleks dan tidak jelas. Kepribadian sebagai organisasi tingkah laku dipandang Eysenk memiliki empat tingkatan hierarki, berturut turut dari hierarki yang tinggi ke hierarki yang rendah:
1.Hierarki tertinggi : Tipe/Supertrait, kumpulan dari trait yang mewadahi kombinasi trait dalam suatu dimensi yang luas.
2.Hierarki Kedua : Trait, kumpulan kecenderungan kegiatan, koleksi respon yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan tertentu. Ini adalah disposisi kepribadian yang penting dan permainan.
3.Hierarki ketiga : Kebiasaan tingkah laku atau berpikir, kumpulan respon spesifik, tingkah laku/kepikiran yang muncul kembali untuk merespon kejadian yang mirip.
4.Hierarki terendah : Respon spesifik, tingkah laku yang secara aktual dapat diamati, yang berfungsi sebagai respon terhadap suatu kejadian.

Jika dilihat dari hubungannya dengan hierarki diatas, maka dapat disebutkan bahwa antar bagian hirarki kepribadian tersebut terjadi interaksi dan saling berpengaruh antara satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh adalah adanya interaksi antar bagian kepribadian yang disebut sebagai specific response dan habitual response. Dimana spesific response yakni perilaku atau pikiran individual yang bisa mencirikan sebuah pribadi atau tidak, misalnya seorang siswa yang menyelesaikan tugas membaca. Sedangkan habitual response dapat dimaknai sebagai respon yang terus berlangsung dibawah kondisi yang sama, misal jiak seorang siswa seringkali berusaha sampai suatu tugas selesai dikerjakannya. Habitual response ini dapat berubah ubah ataupun dapat tetap.

Ciri Ciri Kepribadian

Setiap individu memiliki ciri ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat sebagai berikut:
Kepribadian yang sehat
Mampu menilai diri sendiri secara realistik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, ketrampilan, dan sebagainya.
Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai suatu yang sempurna.
Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup.
Menerima tanggung jawab; dia mempunyai kemungkina terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah masalah kehidupan yang dihadapinya.
Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan berindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dilingkungannya.
Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustasi, depresi, atau stress secara postif atau konstruktif, tidak konstruktif (merusak).
Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya.
Penerimaan sosial; mau berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung faktor faktor achievement (prestasi) acceptance (penerimaan) dan affection (kasih sayang).

Kepribadian yang tidak sehat
Mudah marah (tersinggung)
Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
Bersikap kejam atau senang menggangu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
Kebiasaan berbohong
Hiperaktif
Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
Senang mengkritik/mencemooh orang lain
Sulit tidur


Faktor faktor penentu kepribadian
Faktor keturunan
keturunan merujuk pada faktor genetika seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender , temperamen komposisi otot dan refleks.tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu. Terdapat tiga dasar penelitiaan ynag berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan temperamen dan anak anak. Dasar kedua berfokkus pada anak anak kembar yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasasaan kerja dari waktu dan dalam berbagai situasi.
Faktor Lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup bvesar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan dimana seorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, kelompok sosial; dan pengaruh pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar disuatu kultur mungkin hanya memilikin sedikit pengaruh pada kultur yang lain.


Sifat sifat Kepribadian
Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut. Karakteristik tersebut jika ditunjukkan dalam berbagai situasi, disebut sifat sifat kepribadian. Sifat kepribadian menjadi suatu hal yang mendapat perhatian cukup besar karena paara peneliti telah lama meyakini bahwa sifat sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi karyawan, menyesuaiakan bidang pekerjaan dengan individu, dan memandu keputusan pengembangan karier.


Cara identifikasi Kepribadian
Myers-Briggs Type Indicator
Model Lima Besar

Menilai kepribadian
terdapat 3 cara menilai kepribadian yaitu:
Survei mandiri
Survei Peringkat oleh pengamat
Ukuran proyeksi (Rorschach Inkblot test dan Thematic Apperception Test)

Sifat Kepribadian Utama yang mempengaruhi perilaku organisasi
Evaluasi Inti diri, adalah tingkat dimana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri, apakah mereka mengagangap diri mereka cakap dan efektif, dan apakah mereka merasa memegang kendali atau tidak berdayaa atas lingkunagn mereka.
Machiavellianisme, adalah tingkatan diamana seorang individu pragmatis, mempertahankan jarak emosional, dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada proses.
Narsisisme, adalah kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa kepentingan diri yang berlebih, membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan diri sendiri.
Pemantuan diri, adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor situsional eksternal.

Kepribadian Tipe A, adalah keteribatan secara agresif dalam perjuangan terus menerus untuk mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit dan melawan upaya upaya yang menentang dari orang atau hal lain. Karakteristik Tipe A adalah: selalu bergerak, berjalan, dan makan cepat merasa tidak sabaran berusaha keras untuk melakukan atau memikirkan dua hal pada saat bersamaan tidak dapat menikmati waktu luang terobses dengan angka angka, mengukur keberhasilan dalam bentuk jumlah hal yang bisa mereka peroleh Kepribadian Proaktif, adalah sikap yang cenderung oportunis, berinisiatif, berani bertindak , dan tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti


H.KESIMPULAN YANG DIDAPATKAN

Penting bagi diri kita mengetahui diri kita siapa dan kepribadian kita bagaimana karna sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari hari

I.REFERENS

E-Book Kepribadian Diri.